Tuchel & Timnas Inggris: 14 Laga Menuju Piala Dunia?

Tuchel & Timnas Inggris: 14 Laga Menuju Piala Dunia?
Sumber: Liputan6.com

Pelatih Timnas Inggris, Thomas Tuchel, tengah berada di bawah tekanan yang semakin besar. Setelah penampilan Inggris yang mengecewakan dalam beberapa laga internasional, kekalahan 1-3 dari Senegal semakin mempertanyakan masa depannya di kursi kepelatihan.

Meskipun baru menjabat selama enam bulan, sorotan tajam telah tertuju pada Tuchel. Ia harus beradaptasi dengan realitas bahwa tantangan melatih tim nasional berbeda dengan klub, terutama dalam hal waktu persiapan, ekspektasi publik, dan struktur tim.

Awal yang Terseok, Proyek Tuchel Dipertanyakan

Kekalahan telak dari Senegal dalam laga persahabatan di City Ground menjadi titik terendah. Pertandingan yang seharusnya menjadi uji coba strategis malah menunjukkan organisasi tim yang lemah dan penampilan yang datar.

Kekecewaan publik memuncak dengan teriakan “Tuchel Out” saat pelatih meninggalkan lapangan. Bahkan gestur hormat para pemain kepada penonton terasa dingin dan terburu-buru.

Kekalahan ini bukan hanya sekadar kekalahan dari tim peringkat 19 FIFA. Ini lebih kepada kegagalan Tuchel menunjukkan arah dan identitas tim sejak ia menjabat.

Kontrak Singkat, Harapan Besar

Tuchel dikontrak selama 18 bulan, durasi yang tidak lazim untuk pelatih tim nasional. Ia sendiri menyebutnya sebagai eksperimen yang menantang dan memungkinkan fokus jangka pendek.

Namun, kontrak pendek ini berpotensi menjadi bumerang. Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar karena waktu untuk perbaikan sangat terbatas.

Dengan hanya 14 laga tersisa hingga Piala Dunia, Tuchel dibebani tugas berat: membangun identitas baru, meninggalkan bayang-bayang Gareth Southgate, dan meraih hasil yang nyata.

Saatnya Ucapkan Terima Kasih pada Generasi Lama?

Salah satu masalah yang dihadapi Tuchel adalah ketergantungan pada pemain senior yang performanya mulai menurun. Contohnya, Jordan Henderson kembali dipanggil ke tim setelah sebelumnya dicoret Southgate.

Padahal, lini tengah Inggris sudah memiliki talenta muda berbakat seperti Declan Rice dan Jude Bellingham, serta pilihan lainnya seperti Gallagher dan Adam Wharton. Henderson lebih terlihat sebagai simbol masa lalu daripada solusi untuk masa depan.

Keputusan memainkan Henderson dalam pertandingan melawan Andorra tampaknya didasari sentimentilitas, bukan strategi yang tepat.

Kyle Walker: Legenda yang Kehabisan Waktu

Kyle Walker menjadi sasaran kritik tajam setelah penampilan buruknya melawan Senegal. Ia dinilai lamban dan gagal menutup ruang saat Ismaila Sarr mencetak gol pembuka.

Pundit seperti Roy Keane bahkan menyebutnya “malas”, meskipun masalah utamanya adalah penurunan kecepatan karena faktor usia.

Dengan status pinjaman ke AC Milan dan absen dari skuad Manchester City di Piala Dunia Antarklub, Walker tampak bukan lagi pilihan utama, meskipun Tuchel masih secara terbuka membelanya.

Pilihan Bek Kanan Masih Banyak, Namun Belum Pasti

Mengganti Walker bukanlah hal mudah. Reece James sering cedera, Trent Alexander-Arnold belum konsisten di level internasional, dan Tino Livramento masih tergolong pemain muda.

Ben White pernah menjadi opsi, tetapi memilih untuk tidak tersedia bagi tim nasional. Secara teknis, Inggris masih memiliki stok pemain di posisi bek kanan.

Keengganan Tuchel mengganti Walker bukan karena kurangnya pilihan, melainkan karena ia belum berani mengambil risiko besar di awal masa jabatannya.

Masih Ada Waktu, Tapi Tidak Banyak

Inggris akan bermain lagi dalam tiga bulan ke depan, melawan Andorra dan Serbia. Ini memberikan Tuchel waktu untuk refleksi dan perbaikan.

Namun, waktu terus berjalan. Hanya lima bulan tersisa hingga akhir kualifikasi Piala Dunia, dan satu tahun penuh sebelum Piala Dunia itu sendiri.

Keputusan FA dan Tuchel untuk menerima proyek besar dengan waktu yang terbatas kini menjadi tantangan besar. Jika perubahan tidak segera dilakukan, kritik publik bisa berujung pada keputusan drastis.

Masa depan Tuchel di Timnas Inggris masih menjadi tanda tanya besar. Kemampuannya untuk membangun tim yang solid dan meraih hasil maksimal dalam waktu singkat akan menentukan kelanjutan karirnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *