Negosiasi antara Major League Soccer (MLS) dan Asosiasi Pemain MLS (MLSPA) terkait kompensasi pemain untuk Piala Dunia Antarklub 2025 telah menemui jalan buntu. Kedua pihak gagal mencapai kesepakatan revisi klausul dalam Perjanjian Kerja Bersama (CBA). Kegagalan ini terjadi hanya beberapa hari setelah protes pemain Seattle Sounders yang mengekspresikan ketidakpuasan mereka.
Para pemain Seattle Sounders sebelumnya menunjukkan protes dengan mengenakan kaos bertuliskan “Club World Cash Grab” dan “Fair Share Now” selama pemanasan sebelum pertandingan. Aksi ini langsung mendapat dukungan resmi dari MLSPA.
Kebuntuan Negosiasi Kompensasi Piala Dunia Antarklub 2025
Perjanjian kerja saat ini menetapkan hak pemain MLS atas 50 persen pendapatan dari turnamen eksternal, dengan batas maksimal 1 juta dolar AS. Namun, negosiasi revisi gagal menghasilkan kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak.
MLS mengajukan proposal baru yang menawarkan 20 persen dari bonus berbasis performa kepada pemain dari tiga klub MLS peserta Piala Dunia Antarklub 2025. Tim MLS yang berpartisipasi dijamin minimal 1 juta dolar AS, di luar bonus tambahan berdasarkan prestasi.
MLSPA menilai proposal tersebut tidak adil dan menuntut persentase yang lebih besar. Hingga saat ini, MLSPA belum memberikan tanggapan resmi atas tawaran MLS.
Reaksi Keras MLSPA terhadap Tawaran MLS
MLSPA secara terbuka mengkritik keras tawaran MLS, menyebutnya sebagai tindakan “retaliasi” yang tidak pantas. Mereka merasa MLS tidak menghargai kontribusi para pemain dalam turnamen tersebut.
Menurut MLSPA, waktu, substansi, dan sifat retaliasi dari proposal tersebut menunjukkan kurangnya penghargaan MLS terhadap upaya pemain. Mereka menekankan bahwa para pemain tidak akan dibungkam oleh ancaman dari MLS.
MLSPA juga menyoroti bahwa MLS tidak menambahkan satu pun dolar dari total 28.650.000 dolar AS yang diterima liga dari FIFA kepada kompensasi pemain. Porsi yang diberikan kepada pemain bahkan belum mencapai 10 persen dari total pendapatan tersebut.
Tekanan untuk Segera Mencapai Kesepakatan
Dengan Piala Dunia Antarklub 2025 semakin dekat, kedua pihak di bawah tekanan untuk segera mencapai kesepakatan. Kegagalan untuk mencapai kesepakatan akan menimbulkan gangguan signifikan terhadap turnamen.
Skema kompensasi “20 persen dari belakang” yang ditawarkan MLS mendapat kecaman keras dari MLSPA, yang menganggapnya jauh dari standar internasional. Mereka menginginkan pembagian yang lebih adil.
Ketidaksepakatan ini berpotensi mengganggu persiapan para pemain MLS untuk kompetisi internasional yang penting. Sebuah solusi yang memuaskan kedua pihak perlu segera ditemukan agar fokus tetap tertuju pada pertandingan.
Kegagalan negosiasi ini menimbulkan pertanyaan serius tentang hubungan antara MLS dan pemainnya. Jika tidak segera diselesaikan, perselisihan ini dapat memicu ketidakharmonisan dan mengganggu prestasi tim-tim MLS di Piala Dunia Antarklub 2025. Semoga kedua belah pihak dapat duduk bersama dan menemukan solusi yang adil dan memuaskan semua pihak.





