Arab Saudi mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warga negara dan penduduknya menyusul penutupan wilayah udara sejak Jumat, 13 Juni 2025. Penutupan ini merupakan respons terhadap serangan Israel terhadap Iran, yang meningkatkan ketegangan di Timur Tengah. Peringatan ini bertujuan untuk melindungi keselamatan warga Saudi di tengah situasi yang tidak menentu.
Banyak negara di Timur Tengah mengalami gangguan perjalanan udara akibat meningkatnya ketegangan. Pembatasan ruang udara menyebabkan pembatalan dan pengalihan penerbangan, mengganggu rencana perjalanan banyak orang. Otoritas bandara utama di Arab Saudi pun menghimbau para pelancong untuk mengecek status penerbangan mereka sebelum berangkat ke bandara.
Peringatan Perjalanan dan Pengalihan Penerbangan
Empat bandara internasional utama di Arab Saudi – Raja Khalid (Riyadh), Raja Abdulaziz (Jeddah), Raja Fahd (Dammam), dan Pangeran Mohammad bin Abdulaziz (Madinah) – telah mengeluarkan peringatan perjalanan. Bandara-bandara tersebut menyarankan penumpang untuk menghubungi maskapai penerbangan mereka sebelum menuju bandara.
Tujuannya adalah untuk memastikan informasi terkini tentang penerbangan dan menghindari penundaan atau perubahan yang tak terduga. Langkah ini merupakan bentuk antisipasi terhadap dampak penutupan wilayah udara di beberapa negara di kawasan tersebut.
Dampak Penutupan Wilayah Udara
Sejak serangan Israel ke Iran pada Jumat pagi, sejumlah maskapai penerbangan terpaksa mengalihkan penerbangan mereka. Data dari Flightradar24 menunjukkan banyak pesawat menghindari wilayah udara di atas Israel, Iran, dan Irak.
Maskapai penerbangan berupaya keras mengalihkan dan membatalkan penerbangan untuk memprioritaskan keselamatan penumpang dan awak pesawat. Beberapa penumpang melaporkan pengalaman mereka dialihkan ke bandara lain untuk pengisian bahan bakar sebelum melanjutkan perjalanan.
Zona Konflik dan Keamanan Penerbangan
Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menciptakan situasi yang tidak pasti. Wilayah udara Iran telah ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Yordania juga mengikuti langkah serupa, menutup wilayah udaranya untuk semua penerbangan.
Israel juga menangguhkan penerbangan ke dan dari negaranya. Bandara Ben Gurion di Tel Aviv bahkan ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan. Situasi ini menyoroti risiko yang dihadapi oleh penerbangan komersial di zona konflik.
Risiko Penerbangan di Zona Konflik
Sejak tahun 2001, sejumlah pesawat komersial telah menjadi korban insiden yang tidak diinginkan di zona konflik. Beberapa pesawat bahkan nyaris jatuh. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kewaspadaan dan antisipasi dalam menjalankan operasional penerbangan di daerah rawan konflik.
Data dari konsultan risiko penerbangan Osprey Flight Solutions mencatat setidaknya enam pesawat komersial yang ditembak jatuh secara tidak sengaja dan tiga lainnya nyaris mengalami kecelakaan.
Ketegangan Iran-Israel dan Kabar Ayatollah Khamenei
Ketegangan antara Iran dan Israel masih terus berlanjut. Berbagai laporan media menunjukkan aksi saling serang antara kedua negara.
Terdapat rumor yang menyebutkan bahwa Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, telah dipindahkan ke bunker bawah tanah di Lavizan, Teheran, beberapa jam setelah serangan Israel. Informasi ini berasal dari dua sumber di dalam Iran yang memberikan keterangan kepada Iran International.
Rumor Pemindahan Ayatollah Khamenei
Sumber-sumber tersebut menyatakan bahwa keluarga Khamenei, termasuk putranya Mojtaba, berada bersamanya di bunker. Hal ini dikaitkan dengan prosedur keamanan yang diterapkan pada operasi sebelumnya terhadap Israel.
Menurut informasi yang beredar, selama operasi True Promise 1 dan 2, keluarga Pemimpin Tertinggi Iran juga dievakuasi ke bunker yang sama. Namun, pada saat itu, hanya Mojtaba yang mendampingi Ayatollah Khamenei.
Situasi di Timur Tengah tetap tegang dan penuh ketidakpastian. Penutupan wilayah udara serta peringatan perjalanan yang dikeluarkan oleh Arab Saudi menunjukan betapa seriusnya kondisi tersebut. Keberadaan Ayatollah Khamenei pun menambah misteri dan spekulasi di tengah meningkatnya konflik. Perkembangan terbaru harus terus dipantau untuk memahami dampak penuh dari situasi ini terhadap perjalanan udara dan keamanan regional.




