Pengadilan Spanyol menolak banding Airbnb terkait pemblokiran puluhan ribu iklan properti sewa jangka pendek. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Spanyol untuk mengatasi krisis perumahan yang semakin memburuk.
Pemerintah Spanyol akan memblokir hampir 66.000 iklan Airbnb yang dinilai melanggar aturan setempat. Keputusan ini diambil setelah Kementerian Hak Konsumen Spanyol memerintahkan pemblokiran tersebut bulan lalu.
Airbnb Dituduh Melanggar Aturan
Kementerian Hak Konsumen Spanyol mencatat banyak iklan Airbnb yang tidak mencantumkan nomor lisensi yang valid. Informasi mengenai pemilik properti, apakah individu atau perusahaan, juga seringkali tidak tertera.
Beberapa iklan bahkan menggunakan nomor lisensi yang tidak sesuai dengan data yang dimiliki pemerintah. Hal ini menunjukkan ketidakpatuhan Airbnb terhadap peraturan yang berlaku di Spanyol.
Airbnb membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa tindakan kementerian bertentangan dengan peraturan Spanyol. Mereka berpendapat bahwa platform tersebut bukan yang bertanggung jawab atas pelaporan informasi lisensi.
Perusahaan tersebut menegaskan bahwa pemilik properti, bukan platform, yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi yang benar. Airbnb menyatakan akan mengajukan upaya hukum lebih lanjut.
Dampak Persewaan Jangka Pendek terhadap Krisis Perumahan
Persewaan jangka pendek melalui platform seperti Airbnb dinilai sebagai salah satu penyebab krisis perumahan di Spanyol. Khususnya di pusat kota dan destinasi wisata populer, dampaknya sangat terasa.
Dengan melonjaknya jumlah wisatawan, persaingan untuk mendapatkan tempat tinggal yang terjangkau semakin ketat. Penduduk lokal kesulitan menemukan tempat tinggal dengan harga yang wajar.
Menteri Hak Konsumen Spanyol, Pablo Bustinduy, menyatakan bahwa sektor pariwisata tidak boleh mengorbankan hak konstitusional warga. Ini termasuk hak untuk mendapatkan perumahan dan kesejahteraan.
Menteri Ekonomi Spanyol, Carlos Cuerpo, menambahkan bahwa pemerintah harus mengatasi dampak negatif dari pariwisata massal. Ia menekankan pentingnya pembangunan perumahan baru dan regulasi persewaan liburan jangka pendek.
Protes Warga dan Aksi Demonstrasi
Ribuan warga Spanyol turun ke jalan di beberapa kota wisata, seperti Barcelona dan Mallorca. Aksi protes ini dilakukan sebagai respons atas dampak negatif pariwisata massal yang semakin tak terkendali.
Para demonstran menggunakan berbagai cara untuk menyuarakan protes mereka. Beberapa di antaranya menyemprotkan air ke turis, menggunakan flare, dan menempelkan stiker di hotel dan bisnis pariwisata.
Aksi protes tersebut viral di media sosial, dengan tagar #TouristsGoHome dan #WeWantHomesNotHotels. Para demonstran menyampaikan keprihatinan atas dampak pariwisata terhadap harga sewa, akses hunian, dan identitas budaya kota.
Protes serupa juga terjadi di kota-kota besar Eropa lainnya, seperti Lisbon dan Venesia. Hal ini menunjukkan meningkatnya keresahan masyarakat Eropa terhadap dampak pariwisata massal.
Para demonstran berpendapat bahwa pariwisata telah menaikkan biaya perumahan dan mengurangi ketersediaan hunian bagi penduduk lokal. Mereka juga menyoroti beban tambahan pada infrastruktur dan lingkungan.
Salah satu slogan yang diusung para demonstran adalah “Satu turis bertambah, satu tetangga berkurang”. Slogan ini menggambarkan keresahan mendalam atas perubahan yang terjadi di lingkungan mereka.
Kasus Airbnb di Spanyol menyoroti perlunya keseimbangan antara pengembangan sektor pariwisata dan perlindungan hak-hak warga negara, terutama akses terhadap perumahan yang terjangkau. Perdebatan ini kemungkinan akan terus berlanjut di berbagai negara yang menghadapi tantangan serupa.




