Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Rabu (21/5/2025). Pasar menantikan keputusan BI terkait suku bunga acuan BI 7 Day Repo Rate (BI Rate) yang saat ini berada di 5,75 persen. Apakah BI akan mempertahankan level tersebut atau melakukan pemangkasan? Spekulasi berkembang mengenai kemungkinan penurunan sebesar 25 basis poin (bps).
Analisis yang beredar menunjukkan sejumlah faktor yang mendukung potensi penurunan suku bunga. Stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi salah satu pertimbangan utama.
Potensi Penurunan BI Rate: Analisis Kurs Rupiah dan Faktor Global
Kurs rupiah yang relatif stabil di kisaran Rp 16.435 per dolar AS memberikan ruang bagi BI untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneter secara terukur. Kondisi ini serupa dengan situasi September 2024, di mana BI memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps saat rupiah berada di sekitar Rp 15.330 per dolar AS.
Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, menekankan stabilitas rupiah sebagai faktor kunci. Ia mencatat kesamaan situasi saat ini dengan September 2024, yang mendukung keputusan BI untuk menurunkan suku bunga kala itu.
Selain itu, penurunan rating utang AS oleh Moody’s dari AAA ke Aa1 juga menjadi pertimbangan. Hal ini berpotensi melemahkan dolar AS secara global dan memperkuat mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
Inflasi AS dan Kebijakan The Fed: Pertimbangan Lain BI
Meskipun inflasi AS telah menurun, The Fed belum memangkas suku bunga. Kondisi ini menyebabkan suku bunga riil di AS tetap tinggi.
Faktor ini perlu dipertimbangkan BI dalam menentukan kebijakan moneternya. Keputusan BI akan memperhitungkan dinamika global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik.
Ekspektasi Pasar dan Dampak Penurunan BI Rate
Pasar tengah berspekulasi mengenai potensi penurunan BI Rate. Sejumlah analis memperkirakan penurunan sebesar 0,25 persen.
Penurunan suku bunga acuan berpotensi memberikan dampak positif pada pasar saham domestik, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan daya beli masyarakat. Namun, BI perlu mempertimbangkan risiko inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah sebelum mengambil keputusan.
Keputusan BI hari ini akan menjadi sorotan utama pasar keuangan. Pengumuman tersebut diharapkan dapat memberikan kepastian dan arah bagi pelaku ekonomi dalam merencanakan kegiatan bisnisnya. Pertimbangan yang matang dan komprehensif diharapkan dapat menghasilkan kebijakan moneter yang optimal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.