Emas Tembus USD 4.000? Beli Sekarang atau Nanti?

Emas Tembus USD 4.000? Beli Sekarang atau Nanti?
Sumber: Liputan6.com

Harga emas dunia mengalami penurunan signifikan pada Rabu waktu Amerika Serikat (AS), merosot lebih dari 1%. Penurunan ini didorong oleh penguatan dolar AS dan sentimen positif seputar pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kondisi ini menunjukkan kompleksitas faktor yang mempengaruhi harga logam mulia ini.

Harga emas spot anjlok 1,1% menjadi US$ 3.390,26 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS juga mengalami penurunan 0,7% ke level US$ 3.399,1 per ons. Penguatan dolar AS sebesar 0,2% terhadap mata uang utama lainnya menjadi faktor utama penyebab penurunan harga emas. Dolar yang kuat membuat emas lebih mahal bagi mereka yang menggunakan mata uang lain.

The Fed Mempertahankan Suku Bunga, Risiko Ekonomi Meningkat

Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve atau The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan Rabu sore. Keputusan ini menunjukkan bahwa The Fed belum tergesa-gesa untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Meskipun demikian, The Fed mengakui adanya peningkatan ketidakpastian ekonomi. Pernyataan resmi The Fed menyebutkan bahwa risiko peningkatan pengangguran dan inflasi semakin besar.

Komite The Fed secara eksplisit menyatakan bahwa mereka akan memantau dengan cermat perkembangan ekonomi. Hal ini menunjukkan kehati-hatian The Fed dalam menghadapi ketidakpastian yang ada.

Konsensus pasar saat ini memperkirakan tidak akan ada pemangkasan suku bunga sebelum Juli. Suku bunga yang tinggi umumnya menekan harga emas karena emas tidak memberikan imbal hasil bunga. Ini merupakan faktor lain yang memengaruhi harga emas.

Harapan Baru dari Perundingan Dagang AS-Tiongkok

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan Kepala Negosiator Perdagangan, Jamieson Greer, dijadwalkan bertemu dengan Tsar Ekonomi Tiongkok, He Lifeng, di Swiss pada akhir pekan. Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam penyelesaian perang dagang yang telah mengganggu perekonomian global.

Pertemuan tersebut dipandang sebagai upaya formal AS dan Tiongkok untuk memulai dialog mengenai tarif. Hal ini telah memicu optimisme di pasar berisiko, termasuk pasar komoditas seperti emas.

Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities, menyatakan bahwa upaya dialog AS dan Tiongkok ini telah memicu optimisme di pasar. Namun, dampaknya terhadap harga emas masih perlu dipantau lebih lanjut.

Harga Emas Sudah Naik Hampir 30% di Tahun Ini

Harga emas, yang seringkali menjadi aset lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik, telah menunjukkan kenaikan yang signifikan sepanjang tahun ini, mencapai 29,1%. Kenaikan ini menunjukkan daya tarik emas sebagai instrumen investasi.

Bank of America memprediksi harga emas akan kembali naik pada paruh kedua tahun 2025, bahkan berpotensi mencapai US$ 4.000 per ons. Prediksi ini menunjukkan potensi kenaikan harga emas yang signifikan di masa mendatang.

Data resmi juga menunjukkan bahwa bank sentral Tiongkok terus menambah cadangan emasnya untuk bulan keenam berturut-turut pada bulan April. Hal ini menandakan kepercayaan terhadap emas sebagai aset investasi yang aman.

Kesimpulannya, penurunan harga emas kali ini merupakan interaksi kompleks dari berbagai faktor makro ekonomi. Penguatan dolar, kebijakan suku bunga The Fed, dan perkembangan negosiasi dagang AS-Tiongkok semuanya berperan dalam menentukan arah harga emas ke depannya. Meskipun mengalami penurunan, potensi kenaikan harga emas di masa mendatang masih tetap besar, terutama mengingat peningkatan ketidakpastian ekonomi global dan peningkatan cadangan emas oleh bank sentral Tiongkok. Perkembangan selanjutnya patut untuk terus dipantau.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *