Raih Keuntungan Maksimal: Obligasi Untung Besar Saat Suku Bunga Turun

Raih Keuntungan Maksimal: Obligasi Untung Besar Saat Suku Bunga Turun
Sumber: Idntimes.com

Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen telah menciptakan gelombang baru di pasar keuangan Indonesia. Langkah ini membuka peluang menarik bagi investor, khususnya mereka yang sebelumnya berinvestasi di deposito.

Dody Mardiansyah, Head of IPOT Fund & Bond, menjelaskan bahwa penurunan suku bunga ini berdampak positif pada pasar obligasi. Obligasi yang telah diterbitkan sebelumnya kini menawarkan imbal hasil yang lebih menarik dibandingkan dengan obligasi baru yang akan diterbitkan di masa mendatang.

1. Investor Deposito Beralih ke Obligasi: Momentum Strategis

Dengan suku bunga deposito yang cenderung menurun mengikuti BI Rate, banyak investor mencari alternatif investasi dengan potensi imbal hasil lebih tinggi. Obligasi menjadi pilihan menarik di tengah kondisi ini.

Harga obligasi lama cenderung naik karena investor bersedia membayar lebih tinggi untuk mendapatkan *yield* yang lebih besar dari kupon tetap. Ini merupakan penyesuaian pasar agar *yield* obligasi lama sejalan dengan suku bunga acuan baru.

Kondisi ini menciptakan momentum strategis bagi investor deposito untuk beralih ke obligasi. Mereka dapat menikmati *capital gain* selain kupon tetap yang diterima.

2. Bank Indonesia (BI) Dukung Likuiditas Pasar dengan Pembelian SBN

Bank Indonesia telah mengambil langkah proaktif untuk mendukung likuiditas pasar. Hingga 20 Mei 2025, BI telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp96,41 triliun.

Pembelian ini dilakukan melalui dua jalur: pasar sekunder (Rp64,99 triliun) dan pasar primer (Rp31,42 triliun), termasuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN) berbasis syariah.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa ekspansi likuiditas ini terkait dengan tugas stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi devisa.

Pembelian SBN di pasar sekunder bertujuan memperkuat ekspansi likuiditas kebijakan moneter dan mencerminkan sinergi kebijakan moneter dan fiskal.

3. Rincian Pembelian SBN dan Prospek Pasar Obligasi

Rincian pembelian SBN meliputi Rp64,99 triliun di pasar sekunder dan Rp31,42 triliun di pasar primer, termasuk SPN syariah.

BI menegaskan komitmennya untuk mengoptimalkan strategi operasi moneter yang pro-pasar. Tujuannya meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mencapai sasaran inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Dengan penurunan suku bunga dan langkah-langkah BI yang mendukung likuiditas, pasar obligasi di Indonesia diprediksi akan semakin menarik bagi investor domestik maupun asing. Hal ini menawarkan potensi pertumbuhan yang menarik di tengah kondisi ekonomi global yang masih bergejolak.

Ke depan, perkembangan pasar obligasi patut untuk terus dipantau. Analisis mendalam terhadap kinerja obligasi dan faktor-faktor makro ekonomi akan membantu investor membuat keputusan investasi yang tepat dan bijaksana.

Pos terkait