Dunia musik Indonesia berduka. Gitaris band Seringai, Ricky Siahaan, meninggal dunia di Tokyo, Jepang pada 19 April 2025. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan band, dan penggemarnya. Tiga bulan setelah kepergiannya, vokalis Seringai, Arian Arifin Wardiman atau Arian13, menunjukkan penghormatan unik kepada almarhum.
Arian merancang ulang nisan makam Ricky dengan sentuhan personal yang mengharukan. Desain baru tersebut, yang dibagikan Arian melalui akun Instagramnya @aparatmati, menampilkan sebuah perubahan yang bermakna bagi kenangan Ricky.
Desain Nisan Baru: Sebuah Persembahan untuk Ricky Siahaan
Desain nisan Ricky yang baru menampilkan foto almarhum diapit oleh dua maskot dari band favoritnya, Black Sabbath. Pilihan ini sangat tepat mengingat kecintaan Ricky pada band metal legendaris tersebut.
Arian menjelaskan di unggahan Instagramnya bahwa desain ini dibuat sederhana namun bermakna, merefleksikan kesederhanaan Ricky namun juga kekuatan musiknya.
Selain foto dan maskot Black Sabbath, Arian juga memperbaiki tipografi dan detail tanggal lahir serta wafat Ricky. Keseluruhan desain terinspirasi oleh album “Seperti Api” milik Seringai sendiri.
Desain yang Merepresentasikan Karakter Ricky
Arian, yang juga dikenal sebagai ilustrator, menambahkan sentuhan Art Nouveau pada bingkai nisan. Gaya ini mengingatkan pada desain awal karya-karya Seringai.
Warna silver dipilih setelah berkonsultasi dengan istri Ricky, Tabita. Arian merasa puas dengan hasil akhir desain nisan tersebut.
Ia yakin desain ini benar-benar mewakili karakter dan jiwa Ricky semasa hidupnya.
Penyebab Kematian dan Perjalanan Karier Ricky Siahaan
Ricky Siahaan meninggal dunia di usia 48 tahun akibat serangan jantung. Hal ini terjadi tak lama setelah penampilan Seringai di Gekiko Fest, bagian dari Wolves of East Asia Tour 2025 di Jepang.
Jenazahnya kemudian dipulangkan ke Indonesia dengan bantuan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo dan dimakamkan di San Diego Hills Memorial Park, Karawang Barat pada 24 April 2025.
Lahir di Tanjung Pandan, Belitung pada 5 Mei 1976, Ricky memulai perjalanan musiknya bersama band Chapter 69 pada 1995.
Ia juga pernah bergabung dengan Buried Alive dan Stepforward sebelum akhirnya membentuk Seringai bersama Arian pada 2002.
Selain bermusik, Ricky juga berkiprah di dunia media massa. Ia pernah menjadi produser di MTV on Sky, editor di Rolling Stone Indonesia, dan CEO Whiteboard Journal.
Seringai menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak selama proses kepulangan jenazah Ricky. Mereka menekankan bahwa semangat dan warisan musik Ricky akan selalu dikenang.
Pernyataan resmi dari Seringai mengakhiri berita duka tersebut dengan ungkapan yang menyentuh, menegaskan bahwa semangat dan karya Ricky akan selalu dikenang oleh semua orang. Desain nisan baru tersebut menjadi bukti nyata rasa hormat dan kecintaan mendalam dari teman dan rekan sesama musisi kepada sosok Ricky Siahaan.
