Kevin Diks Selamat Tiba Denmark Setelah Tertahan Qatar

Kevin Diks Selamat Tiba Denmark Setelah Tertahan Qatar
Sumber: Liputan6.com

Pemain Timnas Indonesia, Kevin Diks, baru-baru ini mengalami pengalaman menegangkan di Qatar. Tertahan akibat konflik antara Iran dan Israel, ia dan keluarganya kini telah tiba dengan selamat di Kopenhagen, Denmark. Perjalanan tersebut diwarnai dengan peristiwa yang cukup mencekam, membuat pengalaman ini menjadi yang paling tak terlupakan dalam hidupnya.

Keberadaan Kevin Diks di tengah escalating konflik Iran dan Israel tentu menjadi perhatian publik. Kisah perjalanannya memberikan gambaran nyata dampak dari konflik tersebut terhadap warga sipil yang tengah melakukan perjalanan internasional.

Kevin Diks Selamat Tiba di Denmark Setelah Tertahan di Qatar

Kevin Diks membagikan kabar terbarunya melalui akun Instagram pribadinya, @kevindiks2. Ia menggunakan kata “finally” (akhirnya) yang menggambarkan kelegaan setelah melewati situasi sulit.

Ia menyebut perjalanannya sebagai “perjalanan paling gila yang pernah ada,” tetapi bersyukur atas keselamatannya dan keluarganya di Kopenhagen. Ungkapan tersebut menunjukkan betapa menegangkan pengalaman yang dialaminya di Qatar.

Pengalaman Menegangkan di Bandara Hamad Internasional, Qatar

Kevin Diks awalnya mengabarkan keberadaannya di Bandara Internasional Hamad, Doha, Qatar. Ia sempat mendengar suara ledakan yang diyakininya berasal dari serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS di Qatar pada Selasa, 24 Juni 2025.

Dalam unggahan Instagram Story-nya, ia menulis, “Guys, kami sekarang ini berada di Doha dan baru saja mendengar suara ledakan dari tentara Iran. Kami akan terus memberikan perkembangan lebih lanjut.” Unggahan tersebut kemudian dihapus.

Sehari sebelumnya, Kevin masih mempromosikan sebuah produk di akun Instagramnya. Namun, situasi berubah drastis setelah adanya serangan rudal.

Meskipun sempat ada pembukaan wilayah udara Qatar selama dua jam, belum ada kepastian jadwal penerbangan. Kevin mengungkapkan kemungkinan keterlambatan atau pembatalan penerbangan karena alasan keamanan.

Ia menyatakan, “Wilayah udara dibuka untuk dua jam saat ini namun tidak ada seorang pun yang tahu hal yang bakal terjadi dengan penerbangan tiap orang. Entah saya akan mengalami keterlambatan penerbangan selama 6-7 jam atau malah penerbangan itu dibatalkan.” Ketidakpastian tersebut menambah kecemasan selama masa penantian.

Dampak Perang Iran-Israel dan Korban Jiwa

Konflik antara Iran dan Israel telah menimbulkan dampak yang signifikan, termasuk korban jiwa yang cukup besar. Kementerian Kesehatan Iran melaporkan 627 orang meninggal dunia dan 4.870 lainnya terluka akibat serangan udara Israel.

Provinsi Teheran dan Kermanshah menjadi daerah yang paling terdampak. Provinsi lain yang juga mengalami dampak signifikan meliputi Khuzestan, Lorestan, Isfahan, Markazi, Azerbaijan Timur, Hamedan, Zanjan, dan Gilan.

Laporan menyebutkan bahwa 86,1% dari korban meninggal di tempat kejadian, sementara sisanya meninggal di rumah sakit karena luka-luka yang diderita. Data ini berasal dari lembaga penyiaran negara IRIB, yang mengutip data Kementerian Kesehatan Iran.

Setidaknya 35 personel Angkatan Pertahanan Udara Iran juga tewas dalam serangan tersebut. Jumlah korban jiwa yang cukup besar ini menggambarkan betapa dahsyatnya dampak konflik tersebut.

Iran juga kehilangan dua komandan militer tingkat tinggi dalam waktu singkat. Mayor Jenderal Ali Shadmani, komandan Markas Pusat Khatam al-Anbiya, meninggal karena luka-luka yang dideritanya dalam serangan udara Israel.

Kematian Shadmani terjadi tak lama setelah kematian pendahulunya, Letjen Gholam Ali Rashid, yang tewas pada fase awal konflik. Kehilangan dua komandan dalam waktu kurang dari dua minggu merupakan pukulan telak bagi militer Iran.

Pihak Iran menganggap serangan tersebut melanggar norma internasional dan hak kedaulatan. Sementara itu, AS dan Israel menyebut tindakan tersebut sebagai upaya pencegahan atas ambisi nuklir Iran. Sampai saat ini, belum ada informasi resmi mengenai dampak serangan terhadap bahan nuklir Iran.

Pengalaman Kevin Diks di Qatar menjadi pengingat akan dampak nyata konflik berskala internasional terhadap warga sipil. Kisah ini juga menyoroti kompleksitas geopolitik di Timur Tengah dan dampaknya yang meluas, bahkan sampai kepada individu yang tak terlibat langsung dalam konflik. Semoga situasi politik di kawasan tersebut dapat segera mereda demi keselamatan dan kesejahteraan semua pihak.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *