Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat tajam setelah serangan Israel terhadap sejumlah target di Iran pada 13 Juni 2025. Serangan ini menyebabkan penutupan beberapa wilayah udara di kawasan Timur Tengah, mengakibatkan gangguan signifikan pada perjalanan udara internasional. Di tengah situasi yang mencekam ini, sebuah penerbangan Mahan Air dari Bangkok ke Teheran tetap beroperasi, menjadi sorotan publik dan memicu beragam reaksi.
Keberanian Mahan Air menerbangkan pesawatnya, Airbus A340-642 dengan nomor penerbangan IRM050, melintasi wilayah udara Iran yang tengah memanas, menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak yang mempertanyakan keputusan tersebut mengingat risiko keamanan yang tinggi.
Pesawat Mahan Air Nekat Terbang di Atas Teheran
Berdasarkan data Flightradar24, pesawat Mahan Air IRM050 berangkat dari Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, pada Jumat, 13 Juni 2025. Pesawat tersebut terus melanjutkan perjalanan menuju Bandara Internasional Imam Khomeini, Teheran, meskipun sebagian besar maskapai lain menghindari wilayah udara Iran.
Saat melintasi langit Teheran, pesawat tersebut berada di ketinggian 35.200 kaki dengan kecepatan 452 knots. Beruntung, pesawat mendarat dengan selamat di Teheran tanpa insiden.
Kejadian ini menjadi viral di media sosial, khususnya di TikTok dan Instagram, menimbulkan berbagai spekulasi dan komentar dari publik. Beberapa mengagumi keberanian pilot, sementara yang lain mengkhawatirkan keselamatan penerbangan tersebut.
Reaksi Internasional dan Penutupan Wilayah Udara
Arab Saudi merespon meningkatnya ketegangan dengan mengeluarkan peringatan perjalanan untuk warganya. Penutupan wilayah udara diumumkan sejak Jumat, 13 Juni 2025, menyusul serangan Israel ke Iran.
Bandara-bandara utama di Arab Saudi, termasuk Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh dan Bandara Internasional Raja Abdulaziz di Jeddah, menyarankan para pelancong untuk menghubungi maskapai mereka sebelum berangkat ke bandara.
Penutupan wilayah udara ini menyebabkan gangguan perjalanan yang signifikan, termasuk pembatalan dan pengalihan penerbangan. Maskapai penerbangan internasional terpaksa mencari rute alternatif untuk menghindari wilayah udara Iran, Irak, dan Israel.
Dampak terhadap Perjalanan Udara dan Keselamatan Penerbangan
Banyak maskapai penerbangan yang mengalihkan penerbangan mereka untuk menghindari wilayah udara yang ditutup. Data Flightradar24 menunjukkan banyak pesawat menghindari wilayah udara di atas Iran, Irak, dan Israel.
Seorang jurnalis Alarabiya, Joanne Serrieh, mengungkapkan pengalamannya saat penerbangan Emirates EK216 dari LAX ke DXB dialihkan dan harus mengisi bahan bakar di Jeddah sebelum melanjutkan perjalanan ke Dubai.
Di sisi lain, Samim Akhter, seorang ekspatriat India di Riyadh, mengungkapkan bahwa penerbangannya masih sesuai jadwal, meskipun ia memantau perkembangan situasi secara berkala. Ia berharap situasi kembali normal.
Insiden pesawat Mahan Air ini menyoroti kompleksitas situasi geopolitik dan dampaknya terhadap perjalanan udara. Meskipun Mahan Air tetap beroperasi, kebanyakan maskapai lainnya memilih prioritas keselamatan penumpang dengan menghindari wilayah udara yang rawan konflik.
Kejadian ini juga menggarisbawahi pentingnya koordinasi dan komunikasi antara maskapai, otoritas penerbangan, dan pemerintah dalam menghadapi situasi krisis seperti ini. Ke depan, diperlukan strategi yang lebih komprehensif untuk memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan internasional dalam situasi geopolitik yang tidak stabil.
