Pengobatan tuberkulosis (TBC) membutuhkan komitmen tinggi, termasuk kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat secara teratur. Keberhasilan pengobatan sangat bergantung pada konsistensi ini, dan di sinilah peran Pengawas Menelan Obat (PMO) menjadi krusial. PMO berperan sebagai pendukung utama kesembuhan pasien TBC.
Prof. Dr. Faisal Yunus, Ph.D., Sp.P(K), Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (DPKR), menekankan pentingnya PMO dalam meningkatkan angka kesembuhan pasien TBC. Adanya seseorang yang secara konsisten mengawasi pasien minum obat setiap hari terbukti meningkatkan efektivitas pengobatan.
Peran Krusial Pengawas Menelan Obat (PMO) dalam Pengobatan TBC
PMO, bisa berupa anggota keluarga, tetangga, atau kerabat dekat pasien, memiliki tanggung jawab untuk memastikan pasien mengonsumsi obat sesuai resep dokter. Peran ini sangat penting karena pengobatan TBC membutuhkan waktu yang cukup panjang, antara enam hingga sembilan bulan.
Lama waktu pengobatan seringkali menyebabkan pasien merasa bosan dan akhirnya putus obat. Hal ini berdampak buruk karena pengobatan harus diulang dari awal, memperpanjang durasi keseluruhan pengobatan. Oleh karena itu, peran PMO dalam memastikan kepatuhan pasien sangatlah vital.
Konsekuensi Putus Obat dan Pentingnya Pengawasan
Putus obat pada pengobatan TBC dapat mengakibatkan berbagai masalah serius. Pengobatan yang terhenti dapat menyebabkan bakteri TBC semakin resisten terhadap obat, memperburuk kondisi pasien dan mempersulit proses penyembuhan.
Selain itu, putus obat juga dapat menyebabkan penyakit TBC kambuh dan menular pada orang lain. Oleh karena itu, upaya pencegahan putus obat melalui pengawasan ketat PMO menjadi sangat penting. PMO membantu memastikan keberhasilan pengobatan dan mencegah penyebaran penyakit.
Pengobatan TBC pada Ibu Hamil
Pengobatan TBC pada ibu hamil tetap aman dan direkomendasikan untuk dilakukan. Banyak pasien TBC yang berhasil melahirkan secara normal sambil tetap menjalani pengobatan.
Namun, penggunaan obat suntik streptomisin perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Dokter akan mempertimbangkan kondisi ibu dan janin sebelum memutuskan penggunaan obat tersebut. Keputusan pengobatan harus selalu berdasarkan konsultasi medis yang komprehensif.
Proses pengobatan TBC membutuhkan ketekunan dan kerjasama antara pasien, PMO, dan tenaga medis. Dengan adanya PMO yang bertanggung jawab, kesuksesan pengobatan TBC akan meningkat secara signifikan. Dukungan keluarga dan masyarakat sangat penting dalam mendukung kesembuhan pasien TBC. Peran PMO yang berdedikasi dan rela tanpa pamrih merupakan kontribusi berharga bagi upaya penanganan TBC di Indonesia.