Tragedi kembali menyelimuti dunia pendakian gunung di Indonesia. Setelah insiden meninggalnya turis Brasil di Gunung Rinjani, seorang pendaki perempuan kembali ditemukan meninggal di Gunung Natas Angin, Muria, Kudus, Jawa Tengah. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dan kesiapan dalam kegiatan pendakian.
Korban, Jovita Diva Prabudawardani (21), ditemukan meninggal dunia setelah terjatuh ke jurang. Evakuasi yang dilakukan tim gabungan Basarnas dan relawan menghadapi kesulitan karena medan yang terjal dan minimnya titik tumpuan.
Pendaki Muda Tewas Terjatuh di Gunung Natas Angin
Jovita Diva Prabudawardani, seorang pendaki berusia 21 tahun asal Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, ditemukan meninggal dunia di Gunung Natas Angin pada Rabu, 25 Juni 2025.
Tim Basarnas Pos SAR Jepara bersama tim gabungan berhasil mengevakuasi jenazah Jovita setelah proses pencarian dan evakuasi yang cukup sulit.
Kronologi Kejadian dan Proses Evakuasi
Jovita dan seorang rekannya memulai pendakian Gunung Muria melalui jalur puncak Natas Angin via Rahtawu pada Selasa, 24 Juni 2025 pagi.
Mereka mencapai puncak sekitar pukul 13.00 WIB dan mulai turun satu jam kemudian.
Sekitar pukul 15.30 WIB, Jovita terpeleset dan jatuh ke jurang saat asyik mengambil gambar menggunakan ponselnya.
Rekannya segera meminta pertolongan ke basecamp.
Tim SAR tiba di lokasi sekitar pukul 18.00 WIB, namun evakuasi ditunda hingga pagi hari karena kondisi gelap dan medan yang berbahaya.
Evakuasi dilanjutkan pada pukul 07.00 WIB dan mengalami kesulitan karena medan yang terjal.
Jenazah Jovita akhirnya berhasil dievakuasi dan tiba di basecamp pukul 14.00 WIB.
Jovita ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dengan cedera kepala akibat benturan batu.
Jenazah kemudian dibawa ke RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.
Imbauan Keselamatan dan Kesedihan Keluarga Turis Brasil
Kepala Kantor SAR Semarang, Budiono, mengimbau para pendaki untuk lebih berhati-hati dan tidak gegabah saat melakukan pendakian.
Peristiwa ini terjadi tak lama setelah evakuasi jenazah seorang turis Brasil yang juga meninggal di Gunung Rinjani.
Keluarga turis Brasil tersebut menyampaikan surat terima kasih kepada para relawan yang terlibat dalam evakuasi.
Mereka mengungkapkan rasa syukur dan apresiasi atas keberanian dan usaha para penyelamat.
Kedua peristiwa ini menyoroti pentingnya persiapan dan kewaspadaan dalam kegiatan pendakian gunung.
Pentingnya mengecek kondisi cuaca dan medan, serta membawa perlengkapan yang memadai.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pendaki untuk selalu memprioritaskan keselamatan.
Semoga keluarga korban diberi kekuatan dan ketabahan.