Liga Inggris telah menjadi saksi bisu bagi para penyerang ulung yang menghiasi lapangan hijau dengan aksi-aksi memukau. Momen-momen magis Alan Shearer bersama Newcastle United dan Thierry Henry bersama Arsenal masih membekas di ingatan para penggemar sepak bola. Namun, di balik gemerlap bintang-bintang tersebut, terdapat juga beberapa penyerang yang gagal memenuhi ekspektasi dan bahkan meninggalkan jejak buruk dalam sejarah liga. Artikel ini akan mengulas tiga penyerang terburuk yang pernah bermain di Premier League, berdasarkan laporan dari Givemesport.
Seorang penyerang dituntut untuk mencetak gol. Lebih dari itu, mereka harus memimpin lini depan dan menciptakan peluang di kotak penalti. Wayne Rooney, misalnya, sukses melakukannya dengan gemilang bersama Manchester United. Namun, tidak semua penyerang mampu menjalankan tugas tersebut dengan baik.
Franco Di Santo: Kegagalan di Stamford Bridge
Franco Di Santo, pemain asal Argentina yang pernah dibandingkan dengan Diego Maradona, mengalami kesulitan besar selama kariernya di Liga Inggris. Harapan tinggi yang disematkan padanya ketika bergabung dengan Chelsea tak pernah terwujud.
Di Santo hanya bermain 16 pertandingan di semua kompetisi selama di Chelsea, delapan di antaranya di liga, tanpa sekalipun mencetak gol. Prestasinya membaik sedikit di Wigan Athletic dengan torehan 13 gol dari 92 pertandingan liga. Namun, performa buruknya kembali terlihat di Blackburn Rovers, hanya mencetak satu gol dari 22 penampilan.
Meskipun memiliki dua gelar juara Piala FA dalam kariernya, masa-masa Di Santo di Liga Inggris, khususnya di Chelsea, mungkin akan selalu diingat sebagai kekecewaan besar.
Jozy Altidore: Harapan Tinggi, Hasil Minim
Kedatangan Jozy Altidore ke Sunderland dari AZ Alkmaar dengan harga transfer £9 juta menimbulkan antusiasme tinggi. Pemain asal Amerika Serikat ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi tim.
Namun, Altidore justru tampil buruk bersama Sunderland dan hanya mampu mencetak satu gol dari 47 pertandingan liga. Prestasinya di Hull City juga tidak jauh berbeda, hanya mencetak satu gol dari 28 laga, meski menyumbangkan tujuh assist.
Meskipun memiliki rekor 42 gol dari 115 penampilan internasional, Altidore gagal menunjukkan performa terbaiknya di Liga Inggris. Kegagalannya ini tentu menjadi pertanyaan besar bagi manajemen Sunderland dan Hull City.
Yaya Sanogo: Mimpi Buruk di Emirates
Arsenal, yang terkenal dengan akademi sepak bolanya yang sukses, pernah menaruh harapan besar pada Yaya Sanogo. Pemain muda Prancis ini didatangkan dari Auxerre pada tahun 2013 dengan harapan dapat mengikuti jejak Thierry Henry.
Namun, kenyataan berkata lain. Sanogo hanya bermain 11 kali di liga selama empat tahun bersama Arsenal dan gagal mencetak satu pun gol. Ia kemudian dipinjamkan beberapa kali, tetapi tetap saja tidak mampu menunjukkan kemampuan mencetak gol, bahkan selama di Crystal Palace.
Karier Sanogo di Liga Inggris berakhir dengan catatan yang sangat buruk. Ia gagal memenuhi ekspektasi tinggi yang disematkan padanya, membuktikan bahwa tidak semua pemain muda berbakat dapat bersinar di panggung Premier League.
Liga Inggris memang penuh dengan kejutan, baik yang menyenangkan maupun mengecewakan. Ketiga pemain ini menjadi bukti bahwa bakat semata tidak cukup untuk sukses di liga paling kompetitif di dunia. Faktor adaptasi, taktik, dan kesempatan bermain juga berperan penting dalam menentukan keberhasilan seorang pemain. Kisah mereka menjadi pelajaran berharga bahwa tidak semua yang berkilau adalah emas.