Pemain Arsenal, Bukayo Saka, baru-baru ini mengalami cedera hamstring yang cukup serius. Cedera ini memaksanya menjalani operasi sehari sebelum Natal 2024 dan membuatnya absen hingga akhir Maret 2025.
Namun, di tengah masa pemulihannya, Saka menemukan hikmah yang tak terduga. Ia menemukan sebuah buku yang mengubah perspektifnya tentang kehidupan dan pemulihannya.
Cedera Parah dan Keputusan Operasi
Cedera hamstring yang dialami Saka merupakan cedera terparah sepanjang kariernya di Arsenal. Sebelumnya, cedera terburuknya hanya membuatnya absen selama 19 hari.
Kondisi ini memaksa Saka untuk membuat keputusan cepat, apakah akan langsung menjalani operasi atau menundanya hingga setelah liburan Natal. Akhirnya, ia memilih untuk menjalani operasi.
Masa pemulihan yang panjang membuatnya harus melewatkan momen-momen indah berkumpul bersama keluarga. Absennya Saka juga turut memengaruhi performa Arsenal dalam persaingan perebutan gelar juara Liga Inggris.
“The Power of Now”: Buku yang Mengubah Perspektif Saka
Di tengah masa sulitnya, Saka menemukan kekuatan dari buku “The Power of Now” karya Eckhart Tolle. Buku ini diberikan kepadanya oleh asisten pelatih Mikel Arteta, Carlos Cuesta.
Buku tersebut mengajarkan Saka untuk fokus pada saat ini dan tidak larut dalam penyesalan masa lalu atau kekhawatiran akan masa depan. Prinsip ini membantunya melewati masa pemulihan dengan lebih tenang.
Saka mengaku bahwa buku tersebut telah mengubah cara pandangnya dalam menghadapi situasi sulit. Ia belajar untuk lebih menghargai momen saat ini dan fokus pada hal-hal yang penting.
Menerapkan “The Power of Now” untuk Musim Baru
Prinsip yang dipelajari Saka dari buku “The Power of Now” kini menjadi pegangannya dalam menatap musim baru. Arsenal telah tiga musim berturut-turut menjadi runner-up Liga Inggris.
Musim ini, rival-rival sekota seperti Tottenham Hotspur, Chelsea, dan Crystal Palace bahkan berhasil menjadi juara. Saka kini fokus untuk kembali ke performa terbaiknya dan membantu Arsenal meraih prestasi yang lebih baik.
Dengan menerapkan prinsip “hidup di masa kini”, Saka berharap dapat mengatasi tekanan dan fokus pada setiap pertandingan yang dihadapi. Pengalaman cedera dan hikmah yang ia petik dari buku tersebut diharapkan dapat menjadi motivasi tambahan baginya.
Ia kini lebih bijak dalam menyikapi cedera, bukan dengan penyesalan, melainkan dengan fokus pada pemulihan dan peningkatan diri agar siap menghadapi tantangan musim depan.
Kisah Saka ini menjadi inspirasi bagi banyak atlet dan individu lainnya, bahwa di balik setiap kesulitan, selalu ada kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Kemampuannya untuk mengubah pengalaman negatif menjadi pembelajaran berharga patut diacungi jempol.
									
													




