Pabrik Baterai Raksasa Karawang: Suplai 300.000 Mobil Listrik

Pabrik Baterai Raksasa Karawang: Suplai 300.000 Mobil Listrik
Sumber: Liputan6.com

Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini meresmikan pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat. Pabrik ini merupakan bagian dari ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi yang dibangun oleh konsorsium PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL, Brunp, Lygend (CBL).

Proyek ambisius ini menandai langkah signifikan Indonesia dalam mengembangkan industri kendaraan listrik, mencakup seluruh rantai pasokan, dari hulu hingga hilir. Pabrik ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru.

Kapasitas Produksi dan Target ke Depan

Pabrik baterai di Karawang ditargetkan memiliki kapasitas produksi mencapai 15 gigawatt hour (GWh) per tahun pada 2028. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa tahap awal pembangunan akan fokus pada kapasitas 6,9 GWh.

Dengan kapasitas penuh, pabrik ini mampu memasok baterai untuk sekitar 250.000 hingga 300.000 kendaraan listrik. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung transisi menuju kendaraan ramah lingkungan.

Ekosistem Terintegrasi dari Hulu Hingga Hilir

Proyek ini tidak hanya meliputi pembangunan pabrik baterai di Karawang. Ekosistem terintegrasi ini juga mencakup enam proyek lain yang tersebar di Kawasan FHT Halmahera Timur dan Karawang.

Lima proyek di Halmahera Timur fokus pada pengolahan bahan baku baterai, sementara proyek di Karawang berfokus pada perakitan sel baterai. Integrasi ini bertujuan untuk meminimalkan ketergantungan pada impor dan meningkatkan efisiensi produksi.

Luas area yang digunakan untuk proyek ini mencapai 3.023 hektar. Pembangunan ini diperkirakan akan menyerap 8.000 tenaga kerja langsung dan menciptakan 35.000 lapangan pekerjaan tidak langsung.

Proyek ini juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan pembangunan infrastruktur, termasuk 18 proyek pembangunan dermaga multifungsi. Potensi dampak ekonomi diperkirakan mencapai USD 49 miliar per tahun.

Tantangan dan Negosiasi yang Alot

Menteri Bahlil Lahadalia mengakui bahwa negosiasi untuk mewujudkan proyek ini berjalan alot dan memakan waktu sekitar empat tahun. Proses ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, perusahaan swasta, dan investor asing.

Meskipun penuh tantangan, kerjasama yang terjalin antara ANTAM, IBC, dan CBL akhirnya berhasil membawa proyek ini ke tahap pembangunan. Hal ini menjadi bukti komitmen bersama dalam membangun ekosistem industri baterai yang kuat di Indonesia.

Peresmian pabrik baterai di Karawang merupakan tonggak penting dalam pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia. Proyek ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga berpotensi menjadi pusat produksi baterai untuk pasar regional dan global. Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi pengembangan sektor industri hijau lainnya di Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *