Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria baru-baru ini memaparkan strategi Indonesia dalam pengembangan dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di ajang London Tech Week 2025. Dalam forum internasional tersebut, ia menekankan pentingnya keseimbangan antara inovasi teknologi dan tata kelola yang kuat untuk memastikan pemanfaatan AI yang bertanggung jawab dan berdampak positif bagi masyarakat Indonesia. Pemerintah Indonesia menyadari potensi besar AI, namun juga waspada terhadap tantangan yang menyertainya.
Indonesia berkomitmen untuk memanfaatkan AI sebagai pendorong kemajuan di berbagai sektor. Namun, implementasinya harus selaras dengan prinsip-prinsip demokrasi dan perlindungan hak asasi manusia. Nezar Patria menjelaskan pendekatan yang diusung Indonesia dalam pengembangan dan pemanfaatan AI di forum tersebut.
Pemanfaatan AI untuk Kemajuan Indonesia
Pemerintah Indonesia telah memulai langkah nyata dalam memanfaatkan AI untuk meningkatkan layanan publik. AI diimplementasikan untuk memodernisasi berbagai layanan, dari administrasi hingga kesehatan.
AI juga berperan penting dalam sektor pertanian. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian di Indonesia, terutama dalam hal pengawasan dan prediksi hasil panen.
Di bidang pendidikan, AI diproyeksikan untuk memperkaya metode pembelajaran dan personalisasi pendidikan. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan akses terhadap pendidikan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Inklusi keuangan juga menjadi salah satu fokus pemanfaatan AI. Teknologi ini berpotensi untuk memperluas akses layanan keuangan kepada masyarakat yang belum terjangkau oleh sistem konvensional.
Tantangan Infrastruktur dan Pengembangan SDM
Meskipun potensi AI sangat besar, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pengembangan dan implementasinya. Salah satu kendala utama adalah kesenjangan infrastruktur digital.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia menghadapi kesulitan untuk memastikan akses internet merata di seluruh wilayah, terutama di daerah terpencil. Hal ini menjadi hambatan dalam pengembangan dan pemanfaatan AI yang optimal.
Selain infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi kunci keberhasilan. Pemerintah perlu berinvestasi dalam pendidikan STEM (Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika) untuk menghasilkan talenta digital yang terampil di bidang AI.
Kolaborasi internasional sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini. Indonesia membutuhkan bantuan teknis dan pendanaan dari negara-negara maju untuk membangun infrastruktur digital dan mengembangkan kapasitas SDM.
Kolaborasi Internasional untuk Pengembangan AI
Nezar Patria menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam pengembangan AI. Indonesia berharap dapat berperan aktif, bukan hanya sebagai konsumen teknologi, tetapi juga sebagai mitra dalam pengembangan teknologi global.
Keikutsertaan Indonesia dalam London Tech Week 2025 merupakan salah satu upaya untuk menjalin kerjasama internasional. Forum tersebut diharapkan dapat menjadi jembatan bagi Indonesia untuk berkolaborasi dengan negara-negara lain dalam riset dan pengembangan AI.
Kolaborasi ini meliputi berbagai aspek, mulai dari penelitian dan pengembangan, pertukaran pengetahuan, hingga investasi. Indonesia perlu menarik investasi asing untuk mendukung pengembangan dan implementasi AI di dalam negeri.
Melalui kolaborasi tersebut, Indonesia berharap dapat mempercepat pengembangan dan pemanfaatan AI yang inklusif dan berkelanjutan, serta berkontribusi pada kemajuan teknologi global. Partisipasi aktif dalam forum internasional seperti London Tech Week menjadi langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut. Upaya ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam era transformasi digital.
