Greta Thunberg Dideportasi Israel: Terbang ke Prancis, Kisah Mengejutkan

Greta Thunberg Dideportasi Israel: Terbang ke Prancis, Kisah Mengejutkan
Sumber: Detik.com

Aktivis iklim Greta Thunberg telah meninggalkan Israel setelah penahanannya sehubungan dengan pencegatan kapal bantuan menuju Jalur Gaza. Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi kepergian Thunberg melalui platform media sosial X, menyertakan foto Thunberg di dalam pesawat menuju Prancis. Kepergiannya ini menandai berakhirnya insiden yang melibatkan Thunberg dan sejumlah aktivis lainnya.

Insiden ini bermula dari upaya pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza oleh kapal Madleen, yang dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition. Kapal tersebut dicegat oleh angkatan laut Israel sebelum mencapai tujuannya.

Penangkapan dan Deportasi Aktivis

Thunberg dan belasan aktivis lainnya ditahan setelah kapal Madleen dicegat di perairan internasional dekat Jalur Gaza. Mereka kemudian dibawa ke bandara Ben Gurion di Tel Aviv untuk dideportasi.

Otoritas Israel menyebut kapal Madleen sebagai “selfie yacht” dan para aktivis sebagai “selebriti”. Pernyataan resmi menyebutkan bahwa mereka yang menolak menandatangani dokumen deportasi akan diajukan ke otoritas peradilan.

Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa para aktivis, termasuk Thunberg, telah meninggalkan Israel dan kembali ke negara asal masing-masing. Namun, pernyataan tersebut tidak menjelaskan mengapa Thunberg diterbangkan ke Prancis, bukan Swedia.

Operasi Pencegatan Kapal Madleen

Kapal Madleen, yang berangkat dari Italia pada 1 Juni 2025, membawa bantuan kemanusiaan simbolis untuk Jalur Gaza. Tujuan utama pelayaran ini adalah untuk menyampaikan dukungan dan bantuan kepada penduduk Jalur Gaza.

Pencegatan dilakukan oleh angkatan laut Israel pada Senin, 9 Juni 2025. Israel mengklaim kapal tersebut dialihkan ke pelabuhan Ashdod karena melanggar blokade yang diberlakukan terhadap Jalur Gaza.

Freedom Flotilla Coalition, organisasi yang mengoperasikan kapal Madleen, menyatakan bahwa 12 aktivis dari tujuh negara, termasuk Thunberg dan anggota parlemen Eropa Rima Hassan, berada di atas kapal. Mereka juga menyebutkan dua jurnalis yang turut serta dalam pelayaran tersebut.

Reaksi Internasional dan Konteks Politik

Insiden ini telah menarik perhatian internasional dan memicu berbagai reaksi. Beberapa pihak mengkritik tindakan Israel, sementara yang lain membela langkah tersebut sebagai upaya untuk menjaga keamanan nasional.

Blokade Israel terhadap Jalur Gaza telah menjadi isu kontroversial selama bertahun-tahun. Blokade ini telah menimbulkan kesulitan ekonomi dan kemanusiaan bagi penduduk Jalur Gaza.

Peristiwa ini terjadi dalam konteks ketegangan politik yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina. Insiden ini kemungkinan akan memperkeruh situasi politik yang sudah kompleks di kawasan tersebut.

Keberadaan Greta Thunberg dalam insiden ini telah meningkatkan perhatian global terhadap isu blokade dan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza. Kehadiran tokoh publik internasional seperti Thunberg seringkali menjadi sorotan media dan dapat mempengaruhi opini publik internasional.

Kepergian Greta Thunberg dari Israel menandai berakhirnya satu babak dari insiden ini, namun isu-isu yang mendasarinya, yaitu blokade Jalur Gaza dan krisis kemanusiaan yang ditimbulkannya, tetap menjadi perhatian yang membutuhkan solusi jangka panjang. Peristiwa ini menyoroti kompleksitas situasi politik di kawasan tersebut dan perlunya upaya diplomatik untuk mencapai perdamaian dan kesejahteraan bagi semua pihak yang terlibat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *