Wajib Pakai RFID! Pendakian Rinjani Lebih Aman Pasca Kasus Juliana

Wajib Pakai RFID! Pendakian Rinjani Lebih Aman Pasca Kasus Juliana
Sumber: Liputan6.com

Tragedi jatuhnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani telah mengguncang dunia pendakian Indonesia. Kejadian ini mendorong Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keamanan pendakian di seluruh Taman Nasional Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat mencegah insiden serupa terjadi di masa mendatang.

Menhut menekankan pentingnya perbaikan signifikan dalam pengelolaan pendakian di Taman Nasional. Evaluasi akan difokuskan pada peningkatan standar keamanan dan prosedur operasional standar (SOP).

Evaluasi Prosedur Keamanan Pendakian Gunung Rinjani

Menhut Raja Juli Antoni telah melakukan diskusi penting dengan perwakilan Tim Rinjani Rescue, termasuk Abdul Haris Agam dan Herna Hadi Prasetyo dari Rinjani Squad, Mustiadi dari EMHC, dan Samsul Padli dari Unit SAR Lombok Timur. Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi, Ditjen KSDAE, Nandang Prihadi; Kepala Balai TN Gunung Rinjani, Yarman; dan jajaran Kemenhut juga turut hadir.

Pertemuan tersebut bertujuan untuk merumuskan langkah-langkah konkret dalam meningkatkan keamanan pendakian. Para ahli sepakat perlunya pendefinisian parameter keselamatan yang jelas sebelum pendakian dimulai.

Proses pengukuran parameter keselamatan akan melibatkan para pemandu (guide), porter, dan petugas lapangan. Hal ini ditekankan agar evaluasi berbasis pada pengalaman dan kondisi riil di lapangan.

Salah satu usulan penting yang muncul adalah penggunaan gelang Radio Frequency Identification (RFID) untuk memantau posisi pendaki. Menhut meminta implementasi gelang RFID di Gunung Rinjani segera dilaksanakan.

Penerapan gelang RFID sudah berhasil diterapkan di Gunung Merbabu dan terbukti efektif. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan kecepatan respon jika terjadi kecelakaan.

Peningkatan SOP dan Prasyarat Pendakian

Menhut Raja Juli Antoni juga berencana untuk menetapkan prasyarat pendakian berdasarkan tingkat kesulitan masing-masing gunung. Indonesia memiliki berbagai gunung dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.

Klasifikasi tingkat kesulitan gunung diharapkan dapat memberikan gambaran risiko kepada para pendaki. Hal ini untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan.

Selain itu, peningkatan Standard Operating Procedure (SOP) pendakian di kawasan konservasi menjadi prioritas. Tujuannya adalah untuk meminimalisir kecelakaan dan meningkatkan keamanan.

Menhut menegaskan komitmennya untuk tidak mengabaikan keselamatan para pendaki. Kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Basarnas, relawan, kepolisian, dan pemerintah daerah akan ditingkatkan.

Dukacita dan Pembukaan Kembali Jalur Pendakian

Kemenhut menyampaikan belasungkawa dan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Juliana Marins. Proses evakuasi jenazah dilakukan dengan maksimal oleh tim gabungan.

Tim SAR Gabungan mengalami berbagai kendala selama evakuasi, termasuk medan yang sulit dan cuaca buruk. Namun, evakuasi akhirnya berhasil diselesaikan.

Jenazah Juliana Marins berhasil dievakuasi pada pukul 13.51 WITA dan diserahkan kepada pihak keluarga. Jalur pendakian Gunung Rinjani telah dibuka kembali pada tanggal 28 Juni 2025.

Pembukaan jalur pendakian dilakukan setelah selesainya operasi SAR. Pengumuman pembukaan disampaikan melalui akun Instagram resmi Balai TNGR, @btn_gn_rinjani.

Kejadian ini menjadi momentum untuk meningkatkan keselamatan pendakian di Indonesia. Evaluasi menyeluruh dan peningkatan SOP diharapkan dapat mencegah terjadinya tragedi serupa di masa depan. Komitmen pemerintah untuk menjaga keselamatan para pendaki sangatlah penting.

Pos terkait