Piala Dunia Antarklub Sepi Peminat? FIFA Potong Harga Tiket 97%!

Piala Dunia Antarklub Sepi Peminat? FIFA Potong Harga Tiket 97%!
Sumber: Liputan6.com

Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) kembali menjadi perbincangan hangat setelah melakukan pemotongan harga tiket pertandingan semifinal Piala Dunia Antarklub secara drastis. Penurunan harga tiket pertandingan Chelsea vs Fluminense yang mencapai lebih dari 97% dalam waktu tiga hari ini menunjukkan kekhawatiran FIFA terhadap rendahnya minat penonton di Amerika Serikat.

Harga tiket yang awalnya mencapai US$ 473,90 (sekitar Rp 7,6 juta) kini hanya US$ 13,40 (sekitar Rp 218 ribu). Harga ini bahkan lebih murah daripada harga bir (US$ 14) atau cheesesteak (US$ 15) di Stadion MetLife, New Jersey, tempat pertandingan digelar. Strategi ini menjadi sorotan, khususnya bagi para penggemar yang telah membeli tiket jauh hari dengan harga jauh lebih tinggi.

Penurunan Harga Tiket yang Ekstrem dan Kekecewaan Penggemar

FIFA menerapkan sistem harga dinamis untuk tiket Piala Dunia Antarklub. Hal ini menyebabkan fluktuasi harga yang cukup signifikan.

Contohnya, tiket pertandingan Chelsea vs Fluminense awalnya dijual seharga US$ 473,90, kemudian turun menjadi US$ 44,60 pada Jumat, dan akhirnya anjlok menjadi US$ 13,40 pada Sabtu siang.

Penurunan harga ini juga terjadi pada tiket kelas atas. Pemotongan harga yang besar membuat penggemar yang membeli tiket lebih awal merasa dirugikan karena harus membayar jauh lebih mahal.

Mereka terpaksa membayar hingga 35 kali lipat harga tiket yang saat ini berlaku tanpa adanya opsi pengembalian dana. Situasi ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan penggemar.

Pola serupa juga terjadi pada pertandingan semifinal lainnya, Real Madrid melawan pemenang laga PSG vs Bayern Munchen. Harga tiket awalnya US$ 978 (sekitar Rp 15,8 juta), lalu turun hingga US$ 199,60 (sekitar Rp 3,2 juta), kemudian naik lagi menjadi US$ 266,60 (sekitar Rp 4,3 juta) setelah PSG memastikan kemenangan, sebelum akhirnya kembali turun.

Tiket Gratis untuk Relawan dan Strategi Pengisian Stadion

Selain pemangkasan harga, FIFA juga menawarkan tiket gratis kepada para relawan yang membantu penyelenggaraan turnamen.

Penawaran tiket gratis ini diberikan melalui surel untuk semua pertandingan perempat final, kecuali laga Real Madrid vs Borussia Dortmund. Ironisnya, sebelumnya para relawan diinformasikan bahwa mereka tidak akan mendapatkan tiket.

Para relawan diminta untuk tidak mengenakan seragam relawan saat menonton pertandingan. Tujuannya diduga untuk menghindari kebingungan dengan penonton umum dan menciptakan kesan seolah-olah mereka adalah pembeli tiket biasa.

Strategi serupa pernah diterapkan pada laga pembuka antara Inter Miami dan Al-Ahly. Mahasiswa dari kampus lokal mendapatkan satu tiket seharga US$ 20 dengan bonus empat tiket tambahan guna meningkatkan jumlah penonton di Stadion Hard Rock.

Evaluasi FIFA Setelah Minat Penonton Rendah

FIFA tampaknya meremehkan tantangan dalam memasarkan turnamen ini kepada pasar Amerika.

Meskipun rata-rata kehadiran penonton pada fase grup mencapai lebih dari 35.000 orang per pertandingan, beberapa laga masih diwarnai banyaknya kursi kosong di stadion.

Sebagai contoh, pertandingan PSG vs Bayern Munchen memiliki tingkat pengisian stadion sebesar 89%, sedangkan laga Chelsea vs Palmeiras mencapai 95%. Namun, pertandingan Fluminense vs Al Hilal hanya mencapai 66% kapasitas stadion.

Sebelumnya diberitakan bahwa FIFA telah menghabiskan lebih dari US$ 50 juta untuk promosi, termasuk kampanye media sosial dan kerja sama dengan influencer. Model penetapan harga dinamis ini rencananya juga akan diterapkan pada Piala Dunia 2026 di Amerika Utara.

Kegagalan FIFA dalam menarik minat penonton di Amerika Serikat untuk Piala Dunia Antarklub ini menjadi pelajaran berharga. Strategi pemasaran dan penetapan harga yang lebih tepat perlu dipertimbangkan untuk turnamen-turnamen besar mendatang, termasuk Piala Dunia 2026. Pentingnya riset pasar yang mendalam dan pemahaman yang baik terhadap preferensi penonton lokal menjadi kunci sukses penyelenggaraan event berskala global.

Pos terkait